Penyebab Human Error Saat Bekerja
Apa itu human error? Human error dapat didefinisikan sebagai kegagalan untuk menyelesaikan sebuah tugas atau melakukan tindakan yang tidak diizinkan yang dapat menimbulkan cedera, kerusakan peralatan atau properti, dan menghambat proses pekerjaan. Atau dapat dikategorikan sebagai ketidaksesuaian kerja yang bukan hanya disebabkan oleh kesalahan manusia, tetapi juga karena adanya kesalahan pada perancangan dan prosedur kerja. Terdapat tiga kategori human error yang sebaiknya Anda ketahui, di antaranya:
1. Exogeneous vs Endogeneous, berasal dari luar atau pun dari dalam individu.
2. Situasi vs perencanaan, misalnya perencanaan sistem, perencanaan prosedur kerja, pengambilan keputusan, dan mengeksekusi pekerjaan.
3. Tingkat analisa, misalnya persepsi pada masing-masing individu
Pada dasarnya terdapat klasifikasi human error yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab kesalahan. Berikut klasifikasi dari human error secara umum:
1. Induced Human Error System
Terjadinya kesalahan yang dilakukan pekerja diakibatkan mekanisme suatu sistem. Misalnya, peraturan dari manajemen kurang ketat atau manajemen kurang menerapkan kedisiplinan.
2. Induced Human Error Design
Perancangan atau desain sistem kerja yang kurang baik memungkinkan pekerja melakukan kesalahan. Sesuai dengan kaidah atau hukum Murphy (Murphy Law), bila peralatan dirancang tidak sesuai dengan pengguna (dalam hal ergonomis), maka terdapat kemungkinan akan terjadi ketidaksesuaian dalam pemakaian peralatan tersebut, yang berpotensi menimbulkan human error.
3. Pure Human Error
Kesalahan murni berasal dari pekerja itu sendiri, misalnya kurangnya pengalaman, kemampuan, dan aspek psikologis.
Sedangkan penyebab human error saat bekerja mencakup beberapa faktor, di antaranya:
Faktor individu
– Tingkat keterampilan dan kompetensi yang rendah
– Pekerja mengalami kelelahan dan tidak konsentrasi saat bekerja
– Pekerja mengalami stres
– Pekerja menderita sakit atau masalah medis lainnya
Faktor Pekerjaan
– Desain peralatan yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan pengguna
– Kondisi lingkungan kerja dan tata letak peralatan yang buruk
– Prosedur kerja tidak jelas
– Peralatan kerja tidak layak
– Kompleksitas pekerjaan dan kondisi yang berlebihan
– Pencahayaan kurang baik
– Tingkat kebisingan berlebihan
– Rancangan tata letak fasilitas kerja yang buruk
Faktor Manajemen
– Prosedur kerja yang buruk
– Standard Operating Procedures (SOP) yang buruk
– Pelatihan dan pengawasan yang kurang memadai
– Manajemen hanya menerapkan komunikasi satu arah
– Kurangnya koordinasi dan tanggung jawab
– Lemahnya respons bila terjadi kecelakaan kerja
– Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang buruk
– Buruknya budaya K3 di perusahaan
Dalam prakteknya, human error terjadi ketika serangkaian aktivitas kerja sudah direncanakan, ternyata berjalan tidak seperti apa yang diinginkan atau diharapkan, sehingga gagal mencapai target yang sudah ditetapkan. Kegagalan ini memiliki pengaruh yang menimbulkan risiko terhadap faktor individu, pekerjaan, dan manajemen, yang imbasnya bisa berujung pada terjadinya kecelakaan kerja.
Untuk menganalisis hubungan antara human error dan kecelakaan, prinsip dasar yang digunakan sebaiknya tidak terfokus hanya pada kesalahan individu saja, tetapi pendekatan sistemnya juga harus ditelaah. Pandangan baru mengenai human error menunjukkan bahwa human error bukanlah penyebab kegagalan, ini adalah efek atau gejala masalah yang lebih kompleks. Human error otomatis terhubung ke peralatan kerja yang digunakan, tugas serta lingkungan kerja, dan human error bukanlah kesimpulan dari investigasi insiden, hal tersebut merupakan titik awal untuk perbaikan sistem secara keseluruhan.
Penyebab kecelakaan menurut National Safety Council (NSC)
Jadi intinya, meski human error mendominasi menjadi penyebab kecelakaan kerja, namun akar masalahnya tidak hanya bertumpu pada faktor individu (pekerja) saja. Faktor pekerjaan dan faktor manajemen perusahaan juga menjadi penyebab lain yang memengaruhi human error dalam menimbulkan kecelakaan kerja atau kegagalan lainnya.
Hindari memandang individu sebagai satu-satunya faktor penyebab terjadinya human error dan sebaiknya fokuskan untuk meningkatkan performa sistem K3 di perusahaan Anda. Pada dasarnya, human error tidak mungkin hilang sepenuhnya, namun Anda bisa mengantisipasi nya agar tidak sering terjadi.
Di sinilah peran manajemen dan pekerja sangat diperlukan, pengawasan, evaluasi, serta memberikan pelatihan untuk pekerja juga sebaiknya dilakukan untuk meminimalkan human error dalam pekerjaan. Selain itu, menumbuhkan budaya K3 juga menjadi penting untuk diperhatikan untuk meminimalkan risiko cedera dan kecelakaan kerja yang disebabkan human error.