Full Body Harness Safety
Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu industri yang memiliki risiko tinggi dan memiliki kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Pelaksanaan proyek yang melibatkan pekerja, peralatan kerja, dan material dalam jumlah besar dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah kecelakaan pekerja pada ketinggian.
Kecelakaan kerja di ketinggian yang terjadi oleh para pekerja baik di sektor konstruksi atau operasional struktur, masih memprihatinkan karena jumlah kasusnya besar. Kecelakaan kerja pada ketinggian di sektor konstruksi ini banyak terjadi pada saat pembangunan gedung atau pekerjaan konstruksi layang.
Untuk salah satu alat perlindungan yang biasanya untuk para pekerja ketinggian adalah body harness. Untuk pekerja sektor konstruksi tentu sudah tau dengan penggunaan full body harness. Full body harness berfungsi sebagai alat pelindung jatuh perseorangan saat bekerja pada ketinggian. Penggunaannya lebih baik daripada safety belt terutama jika bekerja pada ketinggian lebih dari 1,8 meter.
APD Full Body Harness
Karena full body harness memiliki kelebihan dengan tali pengaman yang bisa melindungi seluruh tubuh pekerja sehingga kemungkinan cedera akibat hentakan saat jatuh sangat kecil. Meski manfaatnya sangat besar sebagai alat pelindung jatuh, masih banyak pekerja yang mengabaikan penggunaannya. Penyebabnya bisa karena kurangnya pengetahuan, pelatihan, atau pengalaman pekerja itu sendiri.
Saat bekerja pada ketinggian, ada beberapa hal penting yang harus perhatikan saat menggunakan full body harness :
– Pegang bagian D-Ring pada full body harness dan goyangkan secara perlahan, pastikan tidak ada webbing / tali yang terpelintir dan pengencangnya (chest strap) terbuka
– Pegang tali bahu (shoulder strap) dan masukkan tangan satu persatu ke dalam tali. Pastikan D-Ring berada pada bagian belakang badan, tepatnya pada bagian punggung (antara tulang belikat)
– Tarik dan kencangkan tali kaki (leg strap), lalu pasangkan / hubungkan pada buckle. Untuk jenis quick connect buckle, akan terdengar bunyi “klik”, jika buckle sudah terpasang dengan benar. Atur lingkar tali pada kaki sesuai kenyamanan. Pastikan tali kaki tidak tertukar
– Pasangkan tali dada (chest strap) dan hubungkan tab buckle pada receptor sampai terdengar bunyi “klik”
– Pastikan dengan tangan bahwa full body harness sudah terpasang benar dan tidak ada tali yang terpelintir
– Biarkan orang yang kompeten memeriksa full body harness dan memasang lanyard pada D-Ring (bila diperlukan). Jadi,
Full body harness harus diperiksa secara visual sebelum digunakan. Termasuk alat pelindung jatuh lainnya seperti lanyard dan lifeline. Pemeriksaan peralatan secara berkala harus dilakukan setidaknya setiap 6 bulan dan sebelum memulai pekerjaan di ketinggian.
Pastikan juga full body harness yang digunakan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku. Seperti Permenaker No.9 Tahun 2016, OSHA 1926.502, ANSI Z359, CSA Z259, dan lain-lain. Full Body Harness Safety bisa anda dapatkan di SAFETY MART INDONESIA. Kunjungi dan dapatkan semua perlengkapan yang anda butuhkan.